Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah adalah pesantren hebat yang miliki ribuan santri dan telah mencetak para generasi bangsa yang hebat. Pesantren yang berjuluk The Gate of Knowledge ini merupakan juga salah satu unit dari Pondok Pesantren Lirboyo yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang baik. Bisa dilihat dari lembaga pendidikannya yang sistematis, baik formal maupun non formal. lembaga formal, meliputi TK dan Play Group Al-Mahrusiyah, SD Al-Mahrusiyah, SMP Al-Mahrusiyah, MTs Al-Mahrusiyah, SMK Al-Mahrusiyah, MA Al-Mahrusiyah, dan ITAMA (Institut Teknologi Al-Mahrusiyah). Dan untuk lembaga non formal, meliputi Madrasah Diniyah, Madrasah Qiroatil Qur’an, dan Lajnah Bathsul Masail. Jadi tidak perlu heran jika Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah telah memilik 3 cabang dan dihuni oleh ribuan santri.

Untuk lebih mengenal tentang pondok kita tercinta ini, sudah sepatutnya kita mengetahui bagaimana perjuangan murobbi ruhina, KH. Imam Yahya Mahrus dalam mendirikan pondok, juga bagaimana pondok ini berkembang.

Tapi sebelumnya, untuk perihal sejarah, tentu banyak sumber dan sedikit perbedaan versi. Begitu juga dalam pengumpulan datanya bisa saja melakukan wawancara lewat dzuriyyah, masyarakat, alumni, atau mungkin santri sekalipun.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mencoba mengenal Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah dari berbagai keterangan buku-buku yang ada. Melihat sudut pandang dari berbagai buku yeng mengulik data sejarah perjuangan KH. Imam Yahya Mahrus dan perkambangan Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah.

Dimulai dari Buku Pesantren Lirboyo Sejarah, Peristiwa, Fenomena, dan Legenda (Lirboyo Press, 2020). Buku hasil BPK P2L ini, pada halaman 142 menyebutkan;

Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah (HMP)

Pada tahun 1986 M, Kiai Imam Yahya Mahrus membuat bilik sederhana di ndalem timur. Pembangunan itu dibantu oleh santri yang bernama Masduqi. Pada tahun 1988 M, beliau membangun enam kamar di samping ndalem. Gedung itu bernama gedung “Al-Fatah”. Dari sinilah PPHMP berdiri, dan diresmikan pada 1 Agustus 1988/10 Syawal 1408.

Bentuk kegiatan yang ada saat itu berupa sorogan kitab, dan istighatsah pada pukul 02.00 dini hari. Kegiatan istighatsah ini awalnya hanya seminggu sekali, kemudian berangsur-angsur mengalami perubahan. Dan saat ini dilaksanakan setiap hari sebagai agenda wajib santri. kemudian pada pagi harinya diisi senam Way Tang Kung. Setelah senam diadakan muhadatsah untuk mengasah kemampuan santri dalam berbahasa Arab.

Atas pesan ayahandanya, KH. Mahrus Aly, agar membeli tanah di depan ndalem timur untuk dijadikan pondok pesantren. akhirnya KH. Imam Yahya Mahrus membeli tanah tersebut. pada tahun 1992 M dibangun mushala sebagai pusat kegiatan santri. Di atas mushala itu dibangun enam kamar untuk tempat istirahat santri.

Saat itu santri yang mondok dari kalangan mahasiswa saja. Akan tetapi, dalam perkembangannya banyak berdatangan santri usia remaja. Awalnya pondok pesantren ini diberi nama Pondok Pesantren Ibnu Rusdy. Nama “Rusdy” ini diambil dari nama kecil KH. Mahrus Aly. Kemudian disesuaikan dengan nama pondok di lingkungan Lirboyo. Pada tanggal 1 Mei 2002, bertepatan dengan siding reformasi dan musyawarah santri, KH. Imam Yahya Mahrus menambahkan nama HM Al-Mahrusiyah. Unit pendidikan formal yang sudah ada di pondok pesantren ini mulai dari tingkatan SD, MTs, MA, dan SMK.

Meskipun para santri bersekolah formal, di Al-Mahrusiyah para santri juga diwajibkan madrasah diniyah. Sebab sedari awal, latar belakang berdirinya madrasah diniyah karena banyak santri/mahasiswa yang tidak dapat ke sekolah ke MHM karena terbentur dengan berbagai jadwal kegiatan.

Kurikulum yang berlaku saat itu sudah dibuatkan oleh KH. Imam Yahya Mahrus sendiri. Artinya, beliau yang menentukan standar materi untuk pembelajarannya. Sekitar tahun 1989 M yang ada hanyalah tingkatan 1, 2, 3, dan 4. Jumlah siswa belum begitu banyak dan kurikulum belum sistematis. Karena tahun ke tahun terus mengalami pembenahan dalam berbagai bidang, sekarang Madrasah Diniyah Al-Mahrusiyah ini sudah memiliki manajeman yang baik dan kurikulum yang sistematis. Siang hari para santri mengikuti pendidikan formal, lalu pada malam harinya mereka mengikuti madrasah diniyah.

Begitu juga yang tertulis dalam Buku Kultur Ujung Timur Menyapa Budaya HMP. Buku hasil karya siswa Madrasah Aliyah Al-Mahrusiyah jenjang akhir tahun 2022/2023 ini menyebutkan pada halaman 2;

PP HM Al-Mahrusiyah didirikan oleh KH. Imam Yahya Mahrus. Beliau adalah putra dari salah satu menantu KH. Abdul Karim (pendiri Pondok Lirboyo), yaitu KH. Mahrus Aly. Bersama KH. Marzuqi Dahlan, beliau bertiga ini disebut sebagai “Tiga Tokoh Lirboyo”.

  1. Imam Yahya Mahrus lahir pada tanggal 1 Agustus 1949 dan menikah pada tahun 1978 dengan Ibu Nyai Hj. Zakiyyah Miskiyyah. Beliau adalah putri dari salah satu mursyid Thoriqoh Qodariyah Wa Naqsyabandiyyaah, yaiti KH. Utsman Al-Ishaqi yang berasal dari Surabaya.

Uraian dalam buku ini berdasarkan keterangan yang tercantum dalam buku “Biografi KH. Imam Yahya Mahrus dan Sejarah Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah” yang dicetak pada Juni 2005. Buku yang ditulis oleh Tim Histiografi Al-Mahrusiyah Press. Tim ini langsung dipimpin oleh Agus H. Nabil Aly Utsman.

Tahun 1986 M adalah awal mula Kiai Imam pindah rumah dari Pondok HMC ke ndalem timur. Tepatnya pada tanggal 27 Ramadhan. Di sinilah, Kiai Imam pertama kali memiliki santri yang saat itu cuma ada 4 orang yang semuanya laki-laki.

Lambat laun, sedikit demi sedikit para santri pun berdatangan ke ndalem timur untuk mengaji. Akhirnya, dibangunlah gotakan/loker di ndalem timur yang digunakan sebagai tempat tinggal serta belajar mengaji para santri. dan pada tahun 1988, beliau membangun gedung tepat di samping ndalem yang terdiri dari 6 kamar. Masing-masing berisi 6 orang.

Gedung itu bernama “Al-Fattah” yang sekarang telah menjadi pondok putri. Karena tidak ada yang tahu kapan awal pembangunan gedung itu, maka Kiai Imam dan para pengurus meresmikannya pada tanggal 1 Agustus 1988 M/10 Syawal 1408 H yang sampai sekarang diperingati sebagai hari lahir Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah.

Selanjutnya, dibangunlah 6 kamar di atas mushola untuk santri putra pada tahun 1992 M yang sekarang oleh para santri putra dinamai dengan Lorong “Al-Ghozali”. Tak berhenti sampai di situ, seiring bergulirnya waktu serta bertambahnya minat masyarakat untuk menimba ilmu di pondok pesantren yang telah didirikan KH. Imam Yahya ini, maka pembangunan pun terus dilanjutkan. Walhasil, kamar-kamar baru yang saat ini berjumlah 39 kamar.

Belum lagi 2 gedung di sebelah utara pondok yang dioperasikan sebagai lokal kelas untuk prosesi belajar mengajar santri.PP HM Al-Mahrusiyah pertama kali didirikan dengan nama PP “Ibnu Rusydi” yang diambil dari nama masa kecil KH. Mahrus Aly ayah dari KH. Imam Yahya Mahrus. Setelah itu, berganti lagi menjadi HM Putra. Nama Al-Mahrusiyah sendiri diresmikan pada tahun 2015 M.

Kategori: Profil

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *